Parafien: Kami Tidak Melayu!

| Monday, June 28, 2010
Grup band pendatang baru Parafien mulai menjajaki dunia industri musik. Parafien meramaikan jalur pop alternatif dan membantah musiknya Melayu.

Rizki (vokal), Gilang (gitar), Erik (gitar), Sigit (drum) dan Bayu (bass) bertekad untuk tidak melayu. Meskipun pasar yang ramai di industri saat ini adalah melayu.

"Kami tidak melayu! Kami mengusung musik pop alternatif dengan sentuhan yang modern," ujar Rizky sang vokalis.Parafien terbentuk di awal tahun 2007 saat para personelnya duduk di bangku kuliah masing-masing. Tak hanya sekadar hobi ataupun iseng-iseng, mereka punya menargetkan masa depannya di industri musik dalam 2 tahun ke depan.

Di pertengahan tahun 2010 ini impian mereka dapat diwujudkan dengan menggandeng seorang produser Ricky 'Five minutes'. Parafien meluncurkan album perdananya yang bertajuk 'Sadarkah (Engkau Bila Hati)'. Dengan single jagoannya 'Hancur'.

Tema-tema cinta masih menjadi sumber inspirasi lirik para seniman musik. Tak terkecuali dengan Parafien ini. Mereka juga mencoba menggali tema cinta yang tidak bertepuk sebelah tangan.

"Materi lagunya sudah ada sejak tahun 2009. Kita tinggal kenalkan kepada masyarakat aja. Mudah-mudah bisa mewarnai industri musik Indonesia," tambah Rizky.

0 comments:

Post a Comment